Leveraging School Principals to Address Learning Loss Through Phone-Based Tutoring in Indonesia (ADBI Project)
[vc_row css_animation=”” row_type=”row” use_row_as_full_screen_section=”no” type=”full_width” angled_section=”no” text_align=”left” background_image_as_pattern=”without_pattern”][vc_column][vc_column_text]Apa isu yang ditangani:
Selama pembatasan aktivitas di sekolah karena COVID-19, 62 juta siswa di Indonesia terdampak selama 19 bulan. Pembatasan sekolah tersebut diperkirakan dapat menyebabkan pengurangan antara 21 hingga 35 poin skor membaca PISA (UNICEF, 2021; Afkar & Yarrow, 2021). Hal ini juga diperkirakan setara dengan pengurangan pendapatan seumur hidup hingga USD 359 miliar dalam nilai sekarang (Afkar & Yarrow, 2021).
Sebagai usaha untuk menjawab permasalahan tersebut, melalui bantuan dana hibah dari Asian Development Bank Institute (ADB), Global School Leaders (GSL) berkolaborasi dengan INSPIRASI Foundation melakukan intervensi penerapan kelas remedial numerasi dasar menggunakan konsep Teaching at the Right Level (TaRL).
TaRL, adalah konsep pengajaran dengan cara mengelompokkan siswa berdasarkan keterampilan literasi dan numerasi dasar yang berbeda-beda. Dalam penyampaiannya, TaRL juga menekankan pada aktivitas interaktif untuk mempercepat pembelajaran. Pendekatan ini telah dievaluasi secara ketat di berbagai negara dan terbukti meningkatkan hasil pembelajaran siswa secara signifikan.
Konsep ini juga sudah diadaptasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI melalui program termutakhirnya yaitu Kurikulum Merdeka. Salah satu komponen kurikulum tersebut adalah pembelajaran terdiferensiasi yang sejalan dengan konsepTarL. Meski begitu, tenaga pendidik masih membutuhkan dukungan peningkatan kemampuan untuk dapat menerapkannya dengan optimal di sekolah.
Apa yang dilakukan INSPIRASI:
INSPIRASI memberikan pelatihan intensif kepada guru dan kepala sekolah untuk melaksanakan program remedial numerasi berbasis TaRL di masing-masing sekolahnya. Sebagian kepala sekolah juga mendapatkan pelatihan khusus yang dapat membantu mereka mendukung para guru melaksanakan program.
Tujuan program:
- Meningkatkan hasil pembelajaran siswa(i), khususnya dalam numerasi dasar (penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian).
- Mengukur perbedaan hasil pembelajaran siswa antar kelompok perlakuan (lihat tabel 1).
Bagaimana program dijalankan:
Sebanyak 25 sekolah berpartisipasi dalam program ini, dimana masing-masing sekolah mengirimkan 2 representasi guru (guru kelas 3 dan 4), serta seorang kepala sekolah. Sekolah-sekolah tersebut kemudian dibagi ke dalam 4 kelompok perlakuan dalam melaksanakan program. Lihat tabel berikut:
[/vc_column_text][vc_empty_space][vc_single_image image=”16844″ img_size=”large” alignment=”center” qode_css_animation=””][vc_empty_space][vc_column_text]Perlakuan di atas dilakukan untuk dapat melihat perbedaan hasil pembelajaran antar kelompok dengan kepala sekolah yang dilatih dan tidak dilatih serta antar kelompok yang menerapkan hanya bimbingan kelompok dan kelompok yang menerapkan bimbingan kelompok dan individu.
Dimana program dijalankan?
Kecamatan Rawamerta, Kab. Karawang, Jawa Barat, Indonesia.[/vc_column_text][vc_empty_space height=”64px”][/vc_column][/vc_row]