Keterlibatan orangtua terbukti dapat meningkatkan perkembangan maupun prestasi siswa. Hasil riset tersebut ditulis oleh Kartika Yulianti dalam artikel ilmiahnya yang berjudul “School Efforts to Promote Parental Involvement: The Contributions of School Leaders and Teachers”. Penelitian tersebut dilakukan di delapan sekolah dasar di Jawa Barat, Jawa Timur, dan DKI Jakarta. Lebih lanjut Kartika menjelaskan tentang peran kepala sekolah dan guru dalam mendukung partisipasi orang tua dalam pembelajaran siswa. 

Hal ini disampaikan dalam Seri Webinar Kepemimpinan Pendidikan dengan tema “Orangtua Terlibat, Hasil Belajar Siswa Meningkat?” melalui Zoom Meeting, Kamis (3/6). Dalam webinar, hadir pula Dian Fajarwati dari Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah (LPPKSPS) dan Siti Nur Andini dari Program Keluarga Kita. 

Fokus penelitian ini adalah melihat sejauh mana kepemimpinan transformasional kepala sekolah dapat mendukung peningkatan keterlibatan orangtua dalam pembelajaran anak. Kepemimpinan transformasional untuk keterlibatan orangtua (Transformational Leadership for Parental Involvement) adalah kepemimpinan sekolah yang mendorong keterlibatan orangtua dan memungkinkan terbentuknya kemitraan kuat antara sekolah dan orangtua. Dengan kemitraan yang kuat, diharapkan prestasi dan perkembangan akademik siswa dapat meningkat dengan pesat.

Sebagai pemimpin sekolah, kepala sekolah dapat merekomendasikan bentuk partisipasi orangtua dalam pembelajaran melalui guru. Menurut Eipstein, ada enam tipe bentuk keterlibatan orangtua dalam pembelajaran. Enam tipe ini meliputi parenting, communicating, volunteering, learning at home, decision-making, dan collaborating with community.

Bentuk keterlibatan pertama orangtua dalam pembelajaran, yaitu parenting berarti memenuhi kebutuhan dasar anak dan lingkungan rumah yang mendukung anak dalam belajar. Kemudian, adanya komunikasi dua arah antara guru dan orangtua terkait program dan perkembangan siswa sebagai bentuk communicating. Selain itu, orangtua juga dapat berpartisipasi dalam program sekolah, misalnya terlibat dalam pelaksanaan field trip sebagai bentuk volunteering.

Dalam masa pandemi di mana mayoritas sekolah masih melakukan Belajar Dari Rumah (BDR), bentuk keterlibatan learning at home menjadi kentara. Pasalnya, orangtua harus aktif dalam membantu anak memahami materi sekolah. Tidak hanya itu, orangtua juga diharapkan dapat berpartisipasi dalam pengambilan keputusan (decision-making) di sekolah berkaitan dengan pembelajaran. Misalnya, turut memberikan suara mengenai metode BDR jika guru meminta saran. Orang tua pun harus aktif dalam komunitas sesama orangtua untuk mengetahui informasi seputar pembelajaran sebagai bentuk collaborating with community.

Merujuk pada enam tipe ini, kepala sekolah dapat merancang program sekolah yang mendukung keterlibatan orangtua. Meskipun menurut penelitian kepemimpinan transformasional tidak memengaruhi keterlibatan secara signifikan, andil kepala sekolah dalam keterlibatan orangtua tetap menjadi kunci penting. Kepala sekolah menjadi komando utama bagi guru untuk melibatkan langsung orangtua dalam pembelajaran.

Salah satu bentuk nyata dari peran kepala sekolah dalam hal ini, yaitu dengan membuat program kunjungan ke rumah siswa. Dengan adanya program ini, sekolah dapat memantau apakah lingkungan rumah kondusif untuk belajar. Di masa pandemi, program ini bisa disederhanakan dengan menggelar rapat melalui aplikasi Zoom Meeting atau Google Meet bersama dengan orangtua.

Jika metode-metode di atas dirasa masih sulit, hal paling mudah yang dapat dilakukan orangtua adalah mendampingi anak saat mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR). Pada beberapa mata pelajaran, seperti Matematika dan Bahasa Indonesia, keterlibatan orangtua dalam mendampingi anak belajar terbukti dapat meningkatkan hasil belajar. Maka dari itu, sekolah diharapkan untuk lebih memotivasi orangtua agar aktif melibatkan diri dalam pembelajaran.

Hal ini ditanggapi positif oleh Andini selaku Manajer Program Keluarga Kita. Menurut Andini, pelibatan keluarga dalam pembelajaran merupakan hal yang sangat penting. Karenanya, ia mengajak seluruh kepala sekolah dan guru untuk mendorong orangtua agar aktif terlibat dalam pembelajaran.

Pada dasarnya, keluarga memiliki tiga bentuk keterlibatan dalam belajar anak. Pertama, keluarga merupakan sumber belajar pertama anak. Kemudian, keluarga juga menjadi pelajar. Terakhir, keluarga sebagai pendukung. Bagi Andini, penelitian Kartika memberikan validasi lebih untuk terus menciptakan program belajar yang melibatkan orangtua.

Tanggapan positif senada juga diberikan oleh Dian. Sebagai bagian dari LPPKSPS, Dian melontarkan bahwa pesan penelitian Kartika sejalan dengan apa yang diusahakan LPPKSPS terkait dengan keterlibatan orangtua dan kesejahteraan siswa dalam belajar. Dian berharap, melalui pemaparan penelitian ini, akan banyak lebih banyak orangtua yang mau berpartisipasi langsung dalam pembelajaran demi kesejahteraan anaknya terlebih di masa pandemi.

Penulis : Tania Yasmine

Editor : Masdar Fahmi