Paulina P.K. Mada
[vc_row css_animation=”” row_type=”row” use_row_as_full_screen_section=”no” type=”grid” angled_section=”no” text_align=”left” background_image_as_pattern=”without_pattern” padding_top=”15″ padding_bottom=”0″ z_index=””][vc_column][vc_column_text]
Paulina P.K. Mada: Staf Admin Project BERSAMA Sumba Barat Daya
[/vc_column_text][vc_separator type=”small” position=”center” down=”38″ up=”7″][vc_row_inner row_type=”row” type=”full_width” text_align=”left” css_animation=””][vc_column_inner width=”1/3″][vc_single_image image=”16108″ img_size=”full” alignment=”center” style=”vc_box_shadow” qode_css_animation=”” css=”.vc_custom_1659025325391{padding-bottom: 15px !important;}”][/vc_column_inner][vc_column_inner width=”2/3″][vc_column_text css=”.vc_custom_1659025414454{padding-bottom: 15px !important;}”]
Lina Mada, lahir di Kodi, Sumba Barat Daya. Masa kecil dan saat menempuh pendidikan formal dilewatinya di beberapa daerah antara lain Kodi, Malang, Anakalang-Sumba Tengah, Waingapu, Sumba Timur dan Waikabubak-Sumba Barat. Sejak menempuh Pendidikan Sarjana di Universitas Sarjana Wiyata Taman Siswa Yogyakarta (1991-1996), ia aktif dalam organisasi kemahasiswaan dan Organisasi kepemudaan PMKRI (Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia). Pengalaman keorganisasian ini membawa Lina Mada memilih jalur sebagai aktivis sosial dan bergabung dengan Yayasan PAKTA Jakarta sejak tahun 1999. Projek PAKTA Jakarta di wilayah Sumba berakhir pada tahun 2003. Sejak saat itu, Yayasan PAKTA Jakarta secara resmi menutup aktivitasnya di wilayah Sumba.
Untuk melanjutkan karya di wilayah Sumba, Lina Mada bersama almarhum Frans B. Lele, menginisiasi berdirinya Yayasan PAKTA Sumba yang secara manajemen organisasi merupakan organisasi independen yang mandiri dan terpisah dari Yayasan PAKTA Jakarta. Yayasan baru ini mengambil fokus utama di bidang konservasi lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Sejak berdirinya, lembaga ini mendapatkan dukungan dana dari Birdlife International Indonesia Programme.
Pegiat Birdlife International Indonesia Programme di Indonesia kemudian membentuk lembaga mandiri dengan nama Burung Indonesia. Lembaga inilah yang meneruskan kerja sama dengan mitra di wilayah Sumba di mana Yayasan PAKTA Sumba menjadi salah satu mitranya. Salah satu hasil kerja sama antara Burung Indonesia dan Yayasan PAKTA Sumba adalah suksesnya penata batasan kawasan Taman Nasional Manupeu Tanadaru (kini: MATALAWA→Manupeu Tanadaru-Laiwanggi Wanggameti) yang difasilitasi melalui proses yang partisipatif, transparan dan akuntabel serta melibatkan berbagai stakeholder kunci, baik di tingkat lokal, regional, maupun nasional.
Pengalaman panjang mengelola administrasi dan keuangan mendorong Lina menerbitkan sebuah buku panduan Pengelolaan Keuangan dan Administrasi kelompok yang didukung pendanaanya oleh Burung Indonesia. Buku panduan sederhana ini digunakan oleh kelompok masyarakat di 22 desa dampingan Yayasan PAKTA Sumba hingga saat ini.
Selaku owner Yayasan Pakta Sumba (bersama almarhum Frans B. Lele), karya Lina kemudian berlanjut ke Burung Indonesia sebagai administration & finance officer Sumba sejak tahun 2007 hingga 2017. Selepas dari Burung Indonesia (31 Dec 2017), Lina bekerja untuk isu pendidikan bersama INOVASI sebagai Administration & Operation Assistant sejak 2018 hingga 2020. Berbekal pengalaman bersama INOVASI, Lina kemudian bergabung dengan Yayasan INSPIRASI sebagai Administrative Officer Sumba Barat Daya yang juga menangani isu pendidikan.
[/vc_column_text][social_share_list][/vc_column_inner][/vc_row_inner][/vc_column][/vc_row][vc_row css_animation=”” row_type=”row” use_row_as_full_screen_section=”no” type=”full_width” angled_section=”no” text_align=”left” background_image_as_pattern=”without_pattern”][vc_column][vc_column_text]
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]