Pandemi covid-19 juga berdampak pada pendidikan, sejak pertengahan Maret, sebagian siswa di Indonesia sudah menjalankan sekolah dari rumah.

Pandemi Covid-19 masih berstatus mengkhawatirkan, siswa tetap harus belajar dari rumah?

Iya benar. Sejak 16 Maret 2020, pemerintah DKI Jakarta mengumumkan bahwa pembelajaran di sekolah harus dilakukan dari rumah. Hal tersebut juga diikuti oleh beberapa daerah di Indonesia.

Pikiran-rakyat.com menulis, sejak 23 Maret 2020 telah ada 166 Pemda yang meniadakan aktivitas di satuan pendidikan (Pikiranrakyat.com). Beberapa daerah juga telah mengumumkan bahwa kegiatan sekolah dari rumah diperpanjang karena kasus Covid-19 terus meningkat.

Kegiatan belajar dari rumah dilakukan dengan daring, apakah optimal?

Memang, pembelajaran daring ini belum bisa dikatakan efektif. Apalagi, bagi sekolah-sekolah yang belum terbiasa melakukan pembelajaran jarak jauh. Terlebih lagi, bagi siswa-siswi yang berada di daerah minim fasilitas teknologi seperti handphone, komputer, dan internet.

Contoh, cerita dari Kabupaten Aceh Jaya, Ibu Sabee Viza Suhanna, Kepala SMPN 1 Krueng Sabee ini mengungkapkan bahwa siswanya belum banyak yang memiliki handphone. Sebagian besar orang tua murid adalah petani dengan pendapatan harian.

Tentu, ini menjadi salah satu tantangan. Uniknya, meski para orang tua belum familiar dengan aplikasi Whatsapp, tapi mereka sudah terbiasa menggunakan Facebook Messenger. Sekolah kemudian menggunakan grup Facebook Messenger sebagai media penyampaian materi dan tugas-tugas. Siswa yang memiliki fasilitas teknologi kemudian akan menginformasikan kepada teman-teman lain yang kurang beruntung (Kompas.com).

Lalu, apa yang telah dilakukan oleh pemerintah?

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI menggandeng pihak swasta yang fokus pada model pembelajaran online. Yaitu, Google Indonesia, Kelas Pintar, Microsoft, Quipper, Ruangguru, Sekolahmu, dan Zenius. Beberapa layanan pendidikan ini berkomitmen memberikan akses gratis bagi para pelajar se-Indonesia (Kompas.com).

Pada tanggal 9 April 2020, Kemendikbud juga meluncurkan program “Belajar dari Rumah” di TVRI. Program ini menjadi jawaban atas ketidakterjangkauan fasilitas internet atau handphone untuk wilayah-wilayah tertentu selama kegiatan belajar dari rumah berlangsung (Kemendikbud.go.id).

Bagaimana dukungan Pemerintah untuk menunjang kemampuan guru selama sekolah dari rumah?

Kemendikbud meluncurkan laman Guru Berbagi (Kompas.com). Laman tersebut memfasilitasi guru untuk saling berbagi pengetahuan dan pengalaman terkait metode pembelajaran yang dapat dilakukan dari rumah. Laman tersebut memiliki tiga fitur, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), artikel yang berisi konten pembelajaran, dan aksi (berisi materi pelatihan, video-video pembelajaran atau tutorial penggunaan teknologi). Harapannya, guru dapat mengadopsi metode pembelajaran yang menarik sehingga tidak gagap dengan model pembelajaran jarak jauh.

Bagaimana dengan kepala sekolah yang juga harus melaksanakan tugas-tugasnya?

Sampai saat ini memang belum ada kanal khusus dari pemerintah untuk membantu tugas kepala sekolah selama masa pandemi Covid-19. Namun, INSPIRASI Foundation telah menginisiasi beberapa kegiatan untuk menunjang tugas kepala sekolah. Pertama, Festival Kepala Sekolah yang bertujuan untuk mengkampanyekan kegiatan kepemimpinan kepala sekolah yang harus mengelola sekolah dari rumah (#memimpindarirumah).

Kedua, Webinar INSPIRASI Bercerita yang mengajak Kepala Sekolah mengenal tantangan, kebijakan dan peluang untuk memimpin sekolah di masa krisis Covid-19. Harapannya, kegiatan ini dapat menciptakan inovasi dan strategi baru bagi kepala sekolah sehingga pembelajaran tetap berjalan efektif dan optimal.

Penulis: Dyah Ayu Kusumaningrum

Editor: Masdar Fahmi