Supervisi akademik atau supak merupakan salah satu tugas dan kewajiban seorang kepala sekolah. Namun pada kenyataan, mayoritas kepala sekolah belum melaksanakan tugas ini dengan efektif. Hal ini juga dialami oleh para kepala sekolah di 3 kecamatan kabupaten Karawang yang menjadi wilayah Mitra INSPIRASI yaitu Pakisjaya, Majalaya, dan Ciampel. 

Mayoritas kepala sekolah belum rutin melaksanakan supak. Sebagian besar mengaku karena belum memahami betul prinsip dan alur dalam kegiatan tersebut. Selain itu, tugas manajerial/administrasi sekolah masih menjadi prioritas utama atau banyak menyita waktu kepala sekolah. Dampaknya, supak menjadi tugas ‘nomor dua’ oleh para kepala sekolah

Beberapa waktu lalu INSPIRASI mengadakan Workshop Kepala Sekolah dan mengangkat topik tentang bagaimana melakukan supak yang efektif. Lalu, bagaimana kunci memahami supak agar praktiknya bisa lebih efektif?   

  1. Pahami tujuan utama supak

Apa sih sebenarnya tujuan utama supak ini? Pada intinya, supak dimaksudkan untuk membantu guru meningkatkan efektivitas pembelajaran. Artinya, apa yang disampaikan guru ketika mengajar sudah sesuai dengan tujuan pembelajaran. 

Menurut Sergiovanni (dalam Depdiknas, 2007: 10), ada 3 tujuan utama dalam pelaksanaan supervisi akademik. Yaitu, pengawasan kualitas, pengembangan profesional, serta penumbuhan motivasi. Jika supak dilaksanakan dengan efektif, tentu saja akan berdampak pada hasil pembelajaran siswa. 

Gambaran kegiatan pendampingan: Pak Ena Supriatna (tengah), Kepala Sekolah SDIT Nurul Imam sedang memberikan umpan balik kepada guru (ibu berjilbab) setelah memeriksa RPP, didampingi oleh Pak Empu Saepudin (Pengawas/Korwil kecamatan Majalaya)

.Pertama, supak sebagai pengawasan kualitas. Kepala sekolah berkewajiban memonitor kegiatan proses belajar mengajar di sekolah sebagai pengawasan kualitas. Artinya, tidak lepas tangan atau menyerahkan sepenuhnya kepada guru. Kegiatan memonitor ini bisa dilakukan melalui kunjungan kepala sekolah ke kelas-kelas di saat guru sedang mengajar; melakukan percakapan informal dengan guru, rekan guru, serta sebagian murid; atau memeriksa RPP yang digunakan guru ketika mengajar

Kedua, supak sebagai pengembangan profesional guru ketika mengajar. Kepala sekolah seharusnya dapat memfasilitasi semua guru di sekolah untuk menumbuhkan potensi, kemampuan, atau keterampilan mengajarnya. Harapannya, guru-guru dapat lebih memahami akademik, pedagogis, manajemen kelas, teknik dan metode mengajar, serta berkreativitas untuk mendorong hasil pembelajaran siswa yang positif. Kegiatan ini dapat dilakukan dengan membuat semacam in house training di sekolah, pembinaan secara khusus, atau kegiatan pelatihan di KKG (Kelompok Kerja Guru). 

Ketiga, supak sebagai penumbuhan motivasi agar guru dapat menjalankan tanggung jawabnya dengan sungguh-sungguh. Kepala sekolah bertugas mendorong guru-guru menerapkan kemampuan yang dimiliki, mengembangkan kemampuan diri sendiri, serta berkomitmen menjalankan kewajiban dalam mengajar. Kegiatan memotivasi ini dapat dilakukan ketika memberikan umpan balik kepada guru setelah melakukan kunjungan kelas atau memeriksa RPP, mendiskusikan masalah yang sedang dihadapi guru-guru di kelas, atau mencari solusi atas permasalahan tersebut. 

  1.  Pahami prinsip-prinsip supak

Prinsip-prinsip apa yang sebaiknya dipegang oleh kepala sekolah ketika melaksanakan supak? Kepala sekolah terkadang merasa bingung karena banyak sekali prinsip yang harus diterapkan ketika kegiatan supak. 

LPPKSPS, Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah, menyebutkan ada 14 prinsip supak (Kemendikbud, 2019). Prinsip-prinsip tersebut adalah praktis, sistematis, objektif, realistis, antisipatif, konstruktif, kooperatif, kekeluargaan, demokratis, aktif, humanis, berkesinambungan, terpadu, dan komprehensif.

Kepala sekolah dapat memilih dan memulai menerapkan 3 prinsip terlebih dahulu, alih-alih mempraktikkan semuanya. 3 prinsip tersebut adalah objektif, komprehensif, dan aktif. 

Objektif, ketika melakukan supak, kepala sekolah menilai kondisi guru berdasarkan data atau fakta di lapangan, menggunakan instrumen yang sudah ditetapkan, serta tidak dipengaruhi oleh pendapat atau pandangan pribadi. Contoh, kepala sekolah sebaiknya menghindari pandangan bahwa guru senior sudah sangat efektif dalam mengajar, sehingga tidak perlu disupervisi dalam kegiatan mengajarnya. 

Komprehensif, kegiatan supak dilakukan dengan lengkap dan sesuai alurnya. Diskusi yang dikembangkan antara kepala sekolah dan guru mencakup perencanaan, kegiatan, hingga evaluasi pembelajaran. Tidak hanya itu, ketika ada kendala dalam mengajar, keduanya pun sebaiknya juga mendiskusikan rencana solusi, tindak lanjut, hingga progres atas rencana-rencana aksi yang dijalankan.

Aktif, artinya antara guru dan kepala sekolah sama-sama menjadikan kegiatan supak sebagai kebutuhan untuk pengembangan diri bersama. Penting untuk menyadari bersama bahwa kegiatan supak juga bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa sehingga sangat penting untuk dilaksanakan secara rutin. Kegiatan supak juga bukan aktivitas satu arah, sehingga keduanya memiliki tanggungjawab bersama untuk menyukseskan kegiatan supak. 

  1. Pahami alur supak

Pada dasarnya, alur kegiatan supak terdiri dari 3 tahapan. Yaitu, merencanakan, melaksanakan dan menindaklanjuti. Tiap tahapannya memiliki turunan aktivitas yang dapat dilakukan secara paralel atau berurutan. Berikut ini gambaran alur supak yang sudah kami rangkum.

Tahapan merencanakan idealnya dilakukan tiap awal semester, termasuk menjadwalkan kapan supak akan dilaksanakan. Kepala sekolah dapat mendiskusikannya bersama guru-guru untuk menentukan kapan waktu yang tepat. Setelah itu, kepala sekolah dapat menginstruksikan guru-guru untuk menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). 

Tahap perencanaan juga memberikan kesempatan kepada kepala sekolah untuk memilih teknik apa yang akan digunakan saat supak nanti. Setidaknya ada 2 teknik yang digunakan ketika supak pemeriksaan RPP, yaitu dengan cek dokumen RPP atau wawancara perencanaan pembelajaran dengan guru. Sedangkan teknik supak kegiatan pembelajaran dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu observasi langsung, wawancara, serta classroom walking through (menengok kelas). Setelah itu, barulah kepala sekolah menyediakan instrumen sesuai kegiatan masing-masing.

Tahapan berikutnya yaitu melakukan supak yang terdiri dari memeriksa perencanaan pembelajaran dan kegiatan pembelajaran. Pastikan kepala sekolah memeriksa RPP yang sama dengan kegiatan pembelajaran yang akan diobservasi. Hal ini akan memudahkan kepala sekolah menganalisa kemampuan guru dalam merencanakan dan melaksanakan kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini dapat melihat sejauh mana kualitas guru mempraktikkan apa yang sudah direncanakan di RPP. 

Proses yang juga penting setelah supak adalah memberikan umpan balik. Umpan balik adalah momen di mana kepala sekolah memberikan pandangannya tentang apa yang diamati. Kepala sekolah dan guru sekaligus dapat berdiskusi tentang apa yang sudah baik dan hal yang harus diperbaiki ke depannya. Selain itu, umpan balik juga dapat dimanfaatkan kepala sekolah untuk memotivasi guru-guru dan memberikan apresiasi agar menjadi lebih baik.

Tahap akhir supak adalah menindaklanjuti hasil pelaksanaan supak. Kepala sekolah merekap hasil penilaian guru baik dalam menyusun perencanaan atau melaksanakan pembelajaran. Dengan ini, kepala sekolah dapat menentukan rencana tindak lanjut yang akan diterapkan sesuai kebutuhannya. Beberapa rencana yang dapat dilakukan contohnya seperti pembinaan langsung/tidak langsung, diskusi teman sejawat (konsultasi antarguru), pemberian penghargaan, in house training, atau kegiatan lain untuk mendukung kinerja/profesionalisme guru. Setelah memilih tindakan, langkah terakhir adalah melakukan rencana tindak lanjut tersebut. 

Semoga dengan mempraktikkan satu per satu 3 kunci supak ini, guru dan kepala sekolah dapat bersama mengembangkan kemampuan diri demi keberhasilan proses pembelajaran. Selamat mencoba!

Penulis & Editor : Masdar Fahmi