3 Hal Paling Esensial di Program Rintisan INSPIRASI Tahap 2
INSPIRASI kembali memulai program rintisannya. Pada tahap kedua ini, program berfokus pada peningkatan kemampuan kepala sekolah dalam mengembangkan kualitas pembelajaran, melalui pembangunan K3S (Kelompok Kerja Kepala Sekolah). Dengan ini, kami percaya bahwa hasil peningkatan pembelajaran akan tercapai jika kepemimpinan sekolah berjalan efektif.
Peresmian program dilakukan pada 7 Juli 2020 lalu oleh Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Drs. H. Asep Junaedi, M.Pd di Resinda Hotel Karawang. Acara peresmian dihadiri oleh Mitra INSPIRASI, yaitu perwakilan pengawas dan pengurus K3S dari kecamatan Pakisjaya, Majalaya, dan Ciampel.
Ada tiga hal paling esensial dari program rintisan INSPIRASI tahap kedua ini.
1. Fokus Workshop Pemecahan Masalah pada Pembelajaran di Sekolah
Mendukung ketercapaiannya program, kegiatan yang akan menjadi menu utamanya adalah workshop (pelatihan diimbangi dengan praktik lapangan) dan pendampingan kepala sekolah. Kegiatan tersebut dilakukan dalam beberapa tahap yang terdiri dari workshop persiapan untuk para fasilitator (pengawas dan pengurus K3S), workshop utama yaitu pemecahan masalah untuk seluruh kepala sekolah atau anggota K3S, pendampingan kepala sekolah di sekolah masing-masing, serta evaluasi akhir program.
Workshop persiapan bertujuan membangun kapasitas pengawas dan pengurus K3S dalam membangun organisasi. Beberapa materi yang akan diberikan mencakup bagaimana merencanakan program sesuai kebutuhan, menjadi fasilitator yang efektif, berkomunikasi lebih efektif, pembiasaan refleksi tiap kegiatan, pendokumentasian kegiatan, serta pemantauan dan evaluasi.
Tujuan workshop pemecahan masalah adalah membangun kemampuan kepala sekolah dalam pengembangan kualitas pembelajaran terutama pada praktik mengajar guru. Secara garis besar, materi akan diberikan dalam 3 tahap, yaitu tahap perencanaan program (identifikasi kebutuhan, pemetaan sumber daya, dan kesepakatan organisasi), pemecahan masalah (mencari solusi tiap tantangan dan penguatan soft skill), serta refleksi (refleksi proses/materi, evaluasi hasil/dampak, dan perencanaan kebutuhan di masa depan).
Selain itu, kami juga melakukan pendampingan kepala sekolah dalam melaksanakan rencana kegiatan di lapangan pascaworkshop. Kami membantu merefleksikan dan mendokumentasikan aktivitas kepala sekolah yang akan dan sudah dilakukan, seperti aksi-aksi yang sudah dipraktikkan? Apakah berhasil atau belum? Perubahan apa yang sudah terjadi? Hal berbeda apa yang akan dilakukan di kemudian hari?
2. Mitra Pengawas dan Pengurus K3S Menjadi Aktor Utama
Program rintisan tahap 2 ini menyasar lebih banyak kepala sekolah dari 3 kecamatan, yaitu 57 kepala sekolah. 22 kepala sekolah berasal dari Pakisjaya (Karawang bagian utara), 18 kepala sekolah dari Majalaya (bagian tengah), serta 17 kepala sekolah dari Ciampel (bagian selatan). Tiga kecamatan tersebut dipilih berdasarkan kompetensi pengawas dan pengurus K3S; persebaran wilayah; proporsi jumlah sekolah, pengawas, dan pengurus K3S; serta pertimbangan dari Disdikpora kabupaten Karawang.
Pengawas dan pengurus K3S di tiap kecamatan akan menjadi aktor utama untuk mengimplementasikan program. Peran pengawas adalah sebagai fasilitator di setiap kegiatan K3S dan pendampingan kepala sekolah di sekolah masing-masing. Sedangkan, pengurus K3S berperan sebagai fasilitator di kegiatan K3S dan penyedia operasional kegiatannya. Dalam menjalankan perannya, mereka akan bermitra dengan Program Manager dari INSPIRASI Foundation.
INSPIRASI ingin mendorong aktor-aktor tersebut menjadi fasilitator dan penggerak yang aktif demi kemajuan K3S. Para aktor diharapkan mampu menjadi katalisator bagi anggota K3S lain sehingga organisasi tersebut dapat bertransformasi menjadi komunitas praktisi yang efektif. Dengan ini, program dapat berjalan berkelanjutan karena adanya pelibatan aktif dari aktor setempat.
3. Pembangunan K3S sebagai Komunitas Praktisi
K3S adalah organisasi yang strategis untuk mengembangkan kompetensi para kepala sekolah. K3S dikenal pula dengan nama MKKS atau Musyawarah Kerja Kepala Sekolah. Organisasi profesi tersebut juga merupakan wadah berbagi praktik baik atau pengalaman berharga saat menjalankan tugasnya sebagai kepala sekolah.
INSPIRASI ingin mendorong K3S dapat menjadi komunitas praktisi yang sejati. Komunitas praktisi adalah komunitas yang berisi kumpulan individu yang mempunyai identitas/kepentingan sama dan berkumpul untuk mendiskusikan suatu topik tertentu atau praktik menyelesaikan masalah tertentu. Kami percaya, membangun komunitas praktisi di K3S dapat mengembangkan kapasitas kepala sekolah yang berkelanjutan.
Komunitas praktisi memiliki 3 karakteristik utama yang melekat. Pertama, hubungan antar anggota yang solid karena intensitas interaksi yang teratur. Kedua, Memiliki masalah yang sama dan mencari solusi secara kolaboratif. Ketiga, membuat program bersama dan mengidentifikasi sumber daya sesuai kebutuhan bersama.
Penulis & Editor: Masdar Fahmi